TAFSIR
QS.
AL-LUQMAN/ 31: 15-19
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir Ayat Tarbawy
Dosen Pengampu : DR. H. Muhammad Anis, MA.
Edwar
Hadi 09470103
Hendra
Saputra 09470104
Tri Pariyatun 09470111
Nur
Setyaningsih 09470112
JURUSAN
KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010/2011
PENDAHULUAN
Pendidikan akhlak memanglah penting untuk dibicarakan,
bahkan penting untuk dikaji dan dipelajari lebih dalam. Akidah, akhlak, dan
ibadah merupakan pokok-pokok untuk menciptakan generasi islami yang memegang teguh nilai ukhuwah islamiyah.
Sehingga memiliki bekal untuk berjalan dalam kehidupan dunia demi memperoleh
dunia akhirat yang menjadi tujuan setiap muslim yaitu surga.
Nilai pendidikan islam sangat wajib didapatkan oleh
generasi muslim demi mewujudkan karakter yang melekat dalam jiwa manusia dan
dikerjakan dengan hati yang tulus untuk mencari ridho Allah. Nilai-nilai luhur
mempelajari QS.Lukman: 15-19 tentang
pendidikan, diantaranya dapat membedakan manakah manakah akhlak mulia dengan
yang dilarang Allah. Hendahlah kita menghoramti merawat kedua orang tua kita
walaupun mereka kurang berakhkul karimah.
Kebiasaan ataupu keburukan yang sekecil apapun, Allah
maha mengetahuinya dan pastilah Allah akan mnembalas apa yang kita lakukan,
karena Allah mengetahui yang tidak diketahui oleh siapapun.
Beribadah sholat merupakan tiang agama, mendirikan
sholat, menasehati menasehati sesama kita untuk mendirikan sholat, menegakkan
amar maruf nahi mungkar serta berlapang dada merupakan hal yang diwajibkan oleh
Allah. Sifat sombong dan angkuh adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah,
maka rendah hatilah pada siapapun. Etika dalam bertingkah laku yang lebioh baik,
maka engkau akan disukai orang lain serta Allah.
Itulah gambaran dari QS.Lukman: 15-19 yang mengangkat
materi pendidikan khususnya dalam bidang
akhlak, aqidah dan ibadah. Dengan makalah ini akan diperjelas dengan ayat,
terjemah, mufrodah, tafsir serta kesimpulan.
QS.LUQMAN/ 31: 15
A. Ayat
dan Terjemah

Artinya: ” Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
- Mufrodat
/ Penafsiran Kata-kata Sulit
جاهداك
|
Sungguh
|
شرك
|
Syirik
|
صا حبهما
|
Pergaulilah/interaksi
|
معروفا
|
Yang baik
|
اناب
|
Kembali (bertaubat)
|
مرجعكم
|
Tempat kembali
|
المثقال
|
Sesuatu yang
dijadikan sebagai standar timbangan[1]
|
- Penjelasan / Tafsir

Dan apabila kedua orang
tua memaksamu serta menekanmu untuk menyekutukan Aku dengan yang lain dalam hal
ibadah, yaitu dengan hal-hal yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya,
maka janganlah kamu mentaati apa yang diinginkan oleh keduanya. Sekalipun
keduannya menggunakan kekerasan supaya kamu mau mengikuti kehendak keduanya,
maka lawanlah dengan kekerasan pula bila keduannya benar-benar memaksamu.[2]

Dan pergaulilah keduanya di dalam urusan dunia dengan
pergaulan yang diridhai oleh agama, dan sesuai dengan watak yang mulia serta
harga diri, yaitu dengan memberi pangan dan sandang kepada keduanya; tidak
boleh memperlakukan keduanya dengan perlakuan yang kasar; menjenguknya apabila
sakit; serta menguburnya apabila mati[3].

Dan tempuhlah jalan orang yang
bertaubat dari kemusyrikannya lalu kembali pada agama Islam, dan ikuti jejak
Nabi Muhammad saw. Ikutilah jalan-Ku yakin dengan mentauhidkan Aku serta
mengikhlaskan diri dan taat kepada-Ku, buka mengikuti jalan keduanya.


Kemudian
kalian akan kembali kepada-Ku sesudah kalian mati, lalu Aku kabarkan kepada
kalian apa yang telah kalian perbuat di dunia, berupa perbuatan baik dan
perbuatan buruk. Kemudian Aku membalaskannya kepada kalian; orang-orang yang
berbuat baik akan menerima pahala kebaikannya, dan orang-orang yang berbuat
buruk akan menerima hukuman keburukannya[4].
Dan ikutilah jalan orang-orang yang beriman kepada Allah dan kembali bertaat
dan bertaubat kepada-Nya.[5]
QS.LUQMAN/ 31: 16
A. Ayat dan Terjemah

Artinya: “(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.
B.
Mufrodat / Penafsiran Kata-kata Sulit
خردل
|
Biji sawi
|
صخرة
|
Batu karang
|
لطيف
|
Ilmu Allah meliputi semua yang samar dan
yang tidak kelihatan
|
خبير
|
Maha Mengetahui eksistensi segala
sesuatu hakikat-hakikatnya
|
C. Penjelasan / Tafsir
Kemudian Allah
kembali menyebutkan kelanjutan wasiat Luqman kepada anaknya, yang pada
pembukaannya Luqman melarang anaknya berbuat syirik. Hal ini diperkuat pula dengan firman berikut
melalui jumlah i’tiradh (kalimat
sisipan)[6],
yaitu:


Hai
anakku, sesungguhnya perbuatan baik dan perbuatan buruk itu sekalipun beratnya
hanya sebiji sawi, lalu ia berada di tempat yang paling tersembunyi dan paling
tidak kelihatan, seperti di dalam batu besar, atau di tempat yang paling tinggi
seperti di langit, atau tempat yang paling bawah seperti di dalam perut bumi,
niscaya hal itu akan dikemukakan oleh Allah swt, kelak di hari kiamat. Yaitu
pada hari ketika Allah meletakkan timbangan amal perbuatan yang tepat, lalu
pelakunya akan menerima pembalasan amal perbuatannya; apabila amalnya itu baik,
maka balasannya pun baik pula, dan apabila amalnya buruk, maka balasannya pun
buruk pula.

Sesungguhnya Allah
Maha Lembut, pengetahuan-Nya meliputi semua hal-hal yang tidak kelihatan, lagi
Maha Waspada; Dia mengetahui semua perkara yang nampak dan yang tidak tampak.[7]
QS.LUQMAN/ 31: 17
A. Ayat dan Terjemah

Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah)”.
B. Mufrodat / Penafsiran Kata-kata
Sulit
اصابك
|
Menimpamu
|
تصعر
|
Memalingkan
|
منعزمالمور
|
Termasuk di antara
perkara-perkara yang telah diwajibkan oleh Allah untuk dilaksanakan
|
C.
Penjelasan /
Tafsir

Hai anakku,
dirikanlah shalat; yakni, kerjakanlah shalat dengan sempurna sesuai dengan cara
yang diridhai.[8] Laksanakan
tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan, syarat-syaratnya, serta
rukun-rukunnya.[9]Karena
di dalam shalat itu terkandung ridha Rabb, orang yang mengerjakannya berarti
menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan di dalam shalat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah
orang yang bersangkutan dari perbuatan keji dan mungkar. Maka apabila seseorang
menunaikan hal itu dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dari berserah
diri kepada Rabbnya, baik dalam keadaan suka maupun duka[10].
Sesudah
Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk menyempurnakan dirinya demi memenuhi
hak Allah yang dibebankan kepada dirinya, lalu dia memerintahkan kepada anaknya
supaya menyempurnakan orang lain. Hal ini diperintahkan oleh Allah swt melalui
firman-Nya:

Dan
perintahkanlah orang lain supaya membersihkan dirinya, sebatas kemampuan.
Maksudnya, supaya jiwanya menjadi suci dan demi untuk mencapai keberuntungan,
sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya[11]:

Dan
cegahlah manusia dari semua perbuatan durhaka terhadap Allah, dan dari
mengerjakan larangan-larangan-Nya yang membinasakan pelakunya, serta
menjerumuskannya ke dalam adzab neraka yang apinya menyala-nyala, yaitu neraka
Jahanam, dan seburuk-buruknya tempat kembali adalah neraka Jahanam.[12]

Dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu dari orang lain, karena kamu membela jalan
Allah, yaitu ketika kamu beramal ma’ruf atau bernahi mungkar kepada mereka.
Wasiat ini dimulai
dengan perintah mendirikan shalat, kemudian diakhiri dengan perintah untuk
bersabar, karena sesungguhnya kedua perkara itu saran yang pokok untuk dapat
meraih ridha Allah.
Kemudian penyebab hal tersebut disebutkan
dalam ayat selanjutnya:

Sesungguhnya
hal itu yang telah kupesankan kepadamu, termasuk hal-hal yang telah diwajibkan
oleh Allah swt atas hamba-hamba-Nya, tanpa ada pilihan lain. Karena di dalam
hal tersebut terkandung faidah yang besar dan manfaat yang banyak, di dunia dan
di akhirat, sebagaimana yang telah dibuktikan melalui berbagai macam eksperimen
dalam kehidupan dan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh nash-nash agama.
QS. AL-LUQMAN/ 31: 18
A. Ayat dan Terjemah

Artinya: ”Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri”.
B. Mufrodat / Penafsiran Kata-kata Sulit
تصعيرالخد
|
Memalingkan muka dan
menampakkan bagian samping muka (pipi)
|
الاصعر
|
Seseorang yang
memalingkan mukanya karena sombong
|
مرحا
|
Gembira yang dibarengi
dengan rasa sombong
|
المختل
|
Orang yang bersikap
angkuh dalam berjalan
|
الفخور
|
Orang yang membangga-banggakan
harta dan kedidikan yang dimilikinya, serta membanggakan hal-hal lainnya
|
C.
Penjelasan / Tafsir

Janganlah kamu
memalingkan mukamu terhadap orang yang kamu berbicara dengannya, karena sombong
dan meremehkannya. Akan
tetapi hadapilah dia dengan muka yang berseri-seri dan gembira, tanpa rasa
sombong dan tinggi diri[13].

Dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh dan menyombongkan diri, karena sesungguhnya
hal itu adalah cara jalan orang-orang yang angkara murka lagi sombong, yaitu
mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi, dan suka berbuat zhalim
terhadap orang lain. Akan tetapi, berjalanlah dengan sikap yang sederhana,
karena sesungguhnya cara jalan yang demikian mencerminkan rasa rendah diri,
sehingga pelakunya akan sampai kepada semua kebaikan.


Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang angkuh yang merasa kagum terhadap dirinya
sendiri yang bersikap sombong terhadap orang lain[14].
Ayat lain yang mempunyai makna yang senada ialah firman-Nya[15]:

”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus
bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”. (Al-Isra’,
17: 37)
QS. AL-LUQMAN/ 31: 19
A. Ayat dan
Terjemahan

Artinya: “Dan sederhanalah kamu
dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah
suara keledai”.
B. Mufrodat / Penafsiran Kata-kata
Sulit
اقصد
|
Bersikap pertengahkanlah
atau bersikap sederhanakanlah
|
اغضض
|
Rendahkanlah dan
kurangilah kekerasan suaramu
|
انكرالاصوت
|
Suara yang paling buruk
dan tidak enak didengar oleh telinga
|
C.
Penjelasan / Tafsir

Dan berjalanlah
dengan langkah yang sederhana, yakni tidak terlalu lambat dan juga tidak
terlalu cepat, akan tetapi berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga
tanpa pamer menonjolakan sikap rendah diri atau sikap tawadu’.[16]

Kurangilah tingkat kekerasan suaramu, dan
perpendeklah cara bicaramu; janganlah kamu mengangkat suaramu bilamana tidak
diperlukan sekali. Karena sesungguhnya sikap yang demikian itu lebih berwibawa
bagi yang melakukannya, dan lebih mudah diterima oleh jiwa pendengar serta
lebih gampang untuk dimengerti.
Selanjutnya
Luqman menjelaskan ’illat (penyebab)
larangannya itu, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:


Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling
jelek, karena ia dikeraskan lebih dari pada apa yang diperlukan tanpa penyebab,
adalah suara keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang mengeraskan suaranya
itu berarti suaranya mirip dengan suara keledai. Dalam hal ini, ketinggian nada
dan kekerasan suara, dan suara yang seperti itu sangat dibenci oleh Allah swt.
Di
dalam ungkapan ini jelas menunjukkan nada celaka dan kecaman terhadap orang
yang mengeraskan suaranya, serta anjuran untuk membenci perbuatan tersebut. Di
dalam ungkapan ini, yakni menjadikan orang yang mengeraskan suaranya
diserupakan dengan suara keledai, terkandung pengertian mubalaghah untuk menanamkan
rasa antipati dari perbuatan tersebut. Hal ini merupakan pendidikan dari Allah
buat hamba-hamba-Nya supaya mereka tidak mengeraskan suaranya di hadapan
orang-orang karena meremehkan mereka; atau yang dimaksud ialah agar mereka
meninggalkan perbuatan ini secara menyeluruh (dalam kondisi apa pun).
Dan tentang suara keledai, bersabdalah Rasulullah
saw menurut riwayat Annasai dari Abu Hurairah, yang artinya :
”Apabila kamu mendengar ayam berkaok, mohonlah karunia dari Tuhan dan
apabila kamu mendengar suara keledai, maka mohonlah perlindungan Allahdari
syaitan, karena suara keledai itu menandakan bahwa ia melihat syaitan”[17]
PENUTUP
Kesimpulan
QS.Lukman: 15-19
yang mengangkat materi pendidikan khususnya
dalam bidang akhlak, aqidah dan ibadah. Berisi tentang kewajiban patuh dan
berbakti kepada ibu dan bapak selama tidak bertentangan dengan
perintah-perintah Allah diantaranya dapat membedakan manakah akhlak
mulia dengan yang dilarang Allah.
Kebiasaan ataupu keburukan yang sekecil apapun, Allah maha
mengetahuinya dan pastilah Allah akan mnembalas apa yang kita lakukan, karena
Allah mengetahui yang tidak diketahui oleh siapapun. Ibadah sholat merupakan
tiang agama, perintah mendirikan sholat, menasehati sesama untuk mendirikan
sholat, menegakkan amar maruf nahi mungkar serta berlapang dada merupakan hal
yang diwajibkan oleh Allah. Sifat sombong dan angkuh adalah perbuatan yang
tidak disukai oleh Allah, maka rendah hatilah pada siapapun.
DAFTAR PUSTAKA
Katsir, Ibnu. Terjemah Singkat Tafsir
Ibnu Katsir . Jilid 6. Terj. H Salim Bahreisy dan H Said Bahreisy.
Surabaya: PT Bina Ilmu. 1993.
Maraghi, Ahmad Musthafa Al. Terjemah
Tafsir al Maraghi. Semarang: Rosda Toha Putra. 1987.
Quraish. M, Shihab. Tafsir Al Misbah.
Jakarta : Lentera Hati. 2003.