Senin, 08 Desember 2014

TAFSIR QS. AL-LUQMAN/ 31: 15-19

TAFSIR
QS. AL-LUQMAN/ 31: 15-19
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir Ayat Tarbawy
Dosen Pengampu : DR. H. Muhammad Anis, MA.



Disusun Oleh :
                                                Edwar Hadi               09470103
                                                Hendra Saputra        09470104
Tri Pariyatun             09470111
                                                Nur Setyaningsih       09470112
                                               

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010/2011
PENDAHULUAN

            Pendidikan akhlak memanglah penting untuk dibicarakan, bahkan penting untuk dikaji dan dipelajari lebih dalam. Akidah, akhlak, dan ibadah merupakan pokok-pokok untuk menciptakan generasi islami yang  memegang teguh nilai ukhuwah islamiyah. Sehingga memiliki bekal untuk berjalan dalam kehidupan dunia demi memperoleh dunia akhirat yang menjadi tujuan setiap muslim yaitu surga.
            Nilai pendidikan islam sangat wajib didapatkan oleh generasi muslim demi mewujudkan karakter yang melekat dalam jiwa manusia dan dikerjakan dengan hati yang tulus untuk mencari ridho Allah. Nilai-nilai luhur mempelajari  QS.Lukman: 15-19 tentang pendidikan, diantaranya dapat membedakan manakah manakah akhlak mulia dengan yang dilarang Allah. Hendahlah kita menghoramti merawat kedua orang tua kita walaupun mereka kurang berakhkul karimah.
            Kebiasaan ataupu keburukan yang sekecil apapun, Allah maha mengetahuinya dan pastilah Allah akan mnembalas apa yang kita lakukan, karena Allah mengetahui yang tidak diketahui oleh siapapun.
            Beribadah sholat merupakan tiang agama, mendirikan sholat, menasehati menasehati sesama kita untuk mendirikan sholat, menegakkan amar maruf nahi mungkar serta berlapang dada merupakan hal yang diwajibkan oleh Allah. Sifat sombong dan angkuh adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, maka rendah hatilah pada siapapun. Etika dalam bertingkah laku yang lebioh baik, maka engkau akan disukai orang lain serta Allah.
            Itulah gambaran dari QS.Lukman: 15-19 yang mengangkat materi pendidikan khususnya  dalam bidang akhlak, aqidah dan ibadah. Dengan makalah ini akan diperjelas dengan ayat, terjemah, mufrodah, tafsir serta kesimpulan.





                                                      QS.LUQMAN/ 31: 15

A.  Ayat dan Terjemah
Artinya: Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

  1. Mufrodat / Penafsiran Kata-kata Sulit

جاهداك
Sungguh
شرك
Syirik
صا حبهما
Pergaulilah/interaksi
معروفا
Yang baik
اناب
Kembali (bertaubat)
مرجعكم
Tempat kembali
المثقال
Sesuatu yang dijadikan sebagai standar timbangan[1]

  1. Penjelasan / Tafsir
            Dan apabila kedua orang tua memaksamu serta menekanmu untuk menyekutukan Aku dengan yang lain dalam hal ibadah, yaitu dengan hal-hal yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, maka janganlah kamu mentaati apa yang diinginkan oleh keduanya. Sekalipun keduannya menggunakan kekerasan supaya kamu mau mengikuti kehendak keduanya, maka lawanlah dengan kekerasan pula bila keduannya benar-benar memaksamu.[2]
Dan pergaulilah keduanya di dalam urusan dunia dengan pergaulan yang diridhai oleh agama, dan sesuai dengan watak yang mulia serta harga diri, yaitu dengan memberi pangan dan sandang kepada keduanya; tidak boleh memperlakukan keduanya dengan perlakuan yang kasar; menjenguknya apabila sakit; serta menguburnya apabila mati[3].
Dan tempuhlah jalan orang yang bertaubat dari kemusyrikannya lalu kembali pada agama Islam, dan ikuti jejak Nabi Muhammad saw. Ikutilah jalan-Ku yakin dengan mentauhidkan Aku serta mengikhlaskan diri dan taat kepada-Ku, buka mengikuti jalan keduanya.
            Kemudian kalian akan kembali kepada-Ku sesudah kalian mati, lalu Aku kabarkan kepada kalian apa yang telah kalian perbuat di dunia, berupa perbuatan baik dan perbuatan buruk. Kemudian Aku membalaskannya kepada kalian; orang-orang yang berbuat baik akan menerima pahala kebaikannya, dan orang-orang yang berbuat buruk akan menerima hukuman keburukannya[4]. Dan ikutilah jalan orang-orang yang beriman kepada Allah dan kembali bertaat dan bertaubat kepada-Nya.[5]

QS.LUQMAN/ 31: 16

A.  Ayat dan Terjemah
Artinya:(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui”.

B.     Mufrodat / Penafsiran Kata-kata Sulit

خردل
Biji sawi
صخرة
Batu karang
لطيف
Ilmu Allah meliputi semua yang samar dan yang tidak kelihatan
خبير
Maha Mengetahui eksistensi segala sesuatu hakikat-hakikatnya

C.    Penjelasan / Tafsir
            Kemudian Allah kembali menyebutkan kelanjutan wasiat Luqman kepada anaknya, yang pada pembukaannya Luqman melarang anaknya berbuat syirik. Hal ini diperkuat pula dengan firman berikut melalui jumlah i’tiradh (kalimat sisipan)[6], yaitu:
            Hai anakku, sesungguhnya perbuatan baik dan perbuatan buruk itu sekalipun beratnya hanya sebiji sawi, lalu ia berada di tempat yang paling tersembunyi dan paling tidak kelihatan, seperti di dalam batu besar, atau di tempat yang paling tinggi seperti di langit, atau tempat yang paling bawah seperti di dalam perut bumi, niscaya hal itu akan dikemukakan oleh Allah swt, kelak di hari kiamat. Yaitu pada hari ketika Allah meletakkan timbangan amal perbuatan yang tepat, lalu pelakunya akan menerima pembalasan amal perbuatannya; apabila amalnya itu baik, maka balasannya pun baik pula, dan apabila amalnya buruk, maka balasannya pun buruk pula.
            Sesungguhnya Allah Maha Lembut, pengetahuan-Nya meliputi semua hal-hal yang tidak kelihatan, lagi Maha Waspada; Dia mengetahui semua perkara yang nampak dan yang tidak tampak.[7]

QS.LUQMAN/ 31: 17

A.  Ayat dan Terjemah
Artinya:Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

B.     Mufrodat / Penafsiran Kata-kata Sulit

اصابك
Menimpamu
تصعر
Memalingkan
منعزمالمور
Termasuk di antara perkara-perkara yang telah diwajibkan oleh Allah untuk dilaksanakan
C.     Penjelasan / Tafsir
           
            Hai anakku, dirikanlah shalat; yakni, kerjakanlah shalat dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhai.[8] Laksanakan tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan, syarat-syaratnya, serta rukun-rukunnya.[9]Karena di dalam shalat itu terkandung ridha Rabb, orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya. Dan di dalam shalat terkandung pula hikmah lainnya, yaitu dapat mencegah orang yang bersangkutan dari perbuatan keji dan mungkar. Maka apabila seseorang menunaikan hal itu dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya dari berserah diri kepada Rabbnya, baik dalam keadaan suka maupun duka[10].
            Sesudah Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk menyempurnakan dirinya demi memenuhi hak Allah yang dibebankan kepada dirinya, lalu dia memerintahkan kepada anaknya supaya menyempurnakan orang lain. Hal ini diperintahkan oleh Allah swt melalui firman-Nya:
            Dan perintahkanlah orang lain supaya membersihkan dirinya, sebatas kemampuan. Maksudnya, supaya jiwanya menjadi suci dan demi untuk mencapai keberuntungan, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh firman-Nya[11]:
            Dan cegahlah manusia dari semua perbuatan durhaka terhadap Allah, dan dari mengerjakan larangan-larangan-Nya yang membinasakan pelakunya, serta menjerumuskannya ke dalam adzab neraka yang apinya menyala-nyala, yaitu neraka Jahanam, dan seburuk-buruknya tempat kembali adalah neraka Jahanam.[12]
            Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu dari orang lain, karena kamu membela jalan Allah, yaitu ketika kamu beramal ma’ruf atau bernahi mungkar kepada mereka.
            Wasiat ini dimulai dengan perintah mendirikan shalat, kemudian diakhiri dengan perintah untuk bersabar, karena sesungguhnya kedua perkara itu saran yang pokok untuk dapat meraih ridha Allah.
            Kemudian penyebab hal tersebut disebutkan dalam ayat selanjutnya:
            Sesungguhnya hal itu yang telah kupesankan kepadamu, termasuk hal-hal yang telah diwajibkan oleh Allah swt atas hamba-hamba-Nya, tanpa ada pilihan lain. Karena di dalam hal tersebut terkandung faidah yang besar dan manfaat yang banyak, di dunia dan di akhirat, sebagaimana yang telah dibuktikan melalui berbagai macam eksperimen dalam kehidupan dan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh nash-nash agama.

QS. AL-LUQMAN/ 31: 18

A.  Ayat dan Terjemah
Artinya: Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.

B.     Mufrodat / Penafsiran Kata-kata Sulit

تصعيرالخد
Memalingkan muka dan menampakkan bagian samping muka (pipi)
الاصعر
Seseorang yang memalingkan mukanya karena sombong
مرحا
Gembira yang dibarengi dengan rasa sombong
المختل
Orang yang bersikap angkuh dalam berjalan
الفخور
Orang yang membangga-banggakan harta dan kedidikan yang dimilikinya, serta membanggakan hal-hal lainnya

C.    Penjelasan / Tafsir
            Janganlah kamu memalingkan mukamu terhadap orang yang kamu berbicara dengannya, karena sombong dan meremehkannya. Akan tetapi hadapilah dia dengan muka yang berseri-seri dan gembira, tanpa rasa sombong dan tinggi diri[13].
           
            Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh dan menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal itu adalah cara jalan orang-orang yang angkara murka lagi sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di muka bumi, dan suka berbuat zhalim terhadap orang lain. Akan tetapi, berjalanlah dengan sikap yang sederhana, karena sesungguhnya cara jalan yang demikian mencerminkan rasa rendah diri, sehingga pelakunya akan sampai kepada semua kebaikan.
           
            Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh yang merasa kagum terhadap dirinya sendiri yang bersikap sombong terhadap orang lain[14]. Ayat lain yang mempunyai makna yang senada ialah firman-Nya[15]:
            ”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung”. (Al-Isra’, 17: 37)

QS. AL-LUQMAN/ 31: 19

A.  Ayat dan Terjemahan
Artinya: “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.
           
B.     Mufrodat / Penafsiran Kata-kata Sulit
           
اقصد
Bersikap pertengahkanlah atau bersikap sederhanakanlah
اغضض
Rendahkanlah dan kurangilah kekerasan suaramu
انكرالاصوت
Suara yang paling buruk dan tidak enak didengar oleh telinga

C.     Penjelasan / Tafsir
            Dan berjalanlah dengan langkah yang sederhana, yakni tidak terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat, akan tetapi berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolakan sikap rendah diri atau sikap tawadu’.[16]
           
            Kurangilah tingkat kekerasan suaramu, dan perpendeklah cara bicaramu; janganlah kamu mengangkat suaramu bilamana tidak diperlukan sekali. Karena sesungguhnya sikap yang demikian itu lebih berwibawa bagi yang melakukannya, dan lebih mudah diterima oleh jiwa pendengar serta lebih gampang untuk dimengerti.
            Selanjutnya Luqman menjelaskan ’illat (penyebab) larangannya itu, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
            Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek, karena ia dikeraskan lebih dari pada apa yang diperlukan tanpa penyebab, adalah suara keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang mengeraskan suaranya itu berarti suaranya mirip dengan suara keledai. Dalam hal ini, ketinggian nada dan kekerasan suara, dan suara yang seperti itu sangat dibenci oleh Allah swt.
            Di dalam ungkapan ini jelas menunjukkan nada celaka dan kecaman terhadap orang yang mengeraskan suaranya, serta anjuran untuk membenci perbuatan tersebut. Di dalam ungkapan ini, yakni menjadikan orang yang mengeraskan suaranya diserupakan dengan suara keledai, terkandung pengertian mubalaghah untuk menanamkan rasa antipati dari perbuatan tersebut. Hal ini merupakan pendidikan dari Allah buat hamba-hamba-Nya supaya mereka tidak mengeraskan suaranya di hadapan orang-orang karena meremehkan mereka; atau yang dimaksud ialah agar mereka meninggalkan perbuatan ini secara menyeluruh (dalam kondisi apa pun).
            Dan tentang suara keledai, bersabdalah Rasulullah saw menurut riwayat Annasai dari Abu Hurairah, yang artinya :
            ”Apabila kamu mendengar ayam berkaok, mohonlah karunia dari Tuhan dan apabila kamu mendengar suara keledai, maka mohonlah perlindungan Allahdari syaitan, karena suara keledai itu menandakan bahwa ia melihat syaitan”[17]
PENUTUP

Kesimpulan

            QS.Lukman: 15-19 yang mengangkat materi pendidikan khususnya  dalam bidang akhlak, aqidah dan ibadah. Berisi tentang kewajiban patuh dan berbakti kepada ibu dan bapak selama tidak bertentangan dengan perintah-perintah Allah diantaranya dapat membedakan manakah akhlak mulia dengan yang dilarang Allah.
            Kebiasaan ataupu keburukan yang sekecil apapun, Allah maha mengetahuinya dan pastilah Allah akan mnembalas apa yang kita lakukan, karena Allah mengetahui yang tidak diketahui oleh siapapun. Ibadah sholat merupakan tiang agama, perintah mendirikan sholat, menasehati sesama untuk mendirikan sholat, menegakkan amar maruf nahi mungkar serta berlapang dada merupakan hal yang diwajibkan oleh Allah. Sifat sombong dan angkuh adalah perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, maka rendah hatilah pada siapapun.
















DAFTAR PUSTAKA

Katsir, Ibnu. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir . Jilid 6. Terj. H Salim Bahreisy dan H Said Bahreisy. Surabaya: PT Bina Ilmu. 1993.
Maraghi, Ahmad Musthafa Al. Terjemah Tafsir al Maraghi. Semarang: Rosda Toha Putra. 1987.
Quraish. M, Shihab. Tafsir Al Misbah. Jakarta : Lentera Hati. 2003.




                [1] M. Quraish, Shihab. Tafsir Al Misbah. Jakarta : Lentera Hati. 2003. hal. 303.
                [2] Ahmad Musthafa Al Maraghi. Terjemah Tafsir al Maraghi. Semarang: Rosda Toha Putra. 1987. hal. 156.
                [3] Ibid,. hal. 156.
                [4] Ibid,. hal. 157.
                [5] Ibnu Katsir. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir . Jilid 6. Terj.. H Salim Bahreisy dan H Said Bahreisy. Surabaya: PT Bina Ilmu. 1993. Hal. 257
                [6] Ahmad Mustafa Al Maraghi. Terjemah... hal. 157.  
                [7] Ibid,.hal. 158.
[8] Ibid,.hal. 158.
                [9] Ibnu Katsir. Terjemah… hal. 258.
                [10] Ahmad Musthafa Al Maraghi. Terjemah… hal. 158.
                [11] Ibid,.hal. 159.
                [12] Ibid,.hal. 159.
                [13] Ibid,.hal. 160.
                [14] Ibid,.hal. 161.
                [15] Ibnu Katsir. Terjemah… hal.259
                [16] Ahmad Musthafa Al Maraghi. Terjemah… hal. 162.
                [17] Ibnu Katsir. Terjemah… hal.259