KESEHATAN MENTAL
DALAM PSIKOLOGI ISLAM
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi
Islam
Dosen
Pengampu: Dra. Nadlifah, M.Pd
Disusun
oleh:
Tri
Pariyatun 09470111 (26)
Nur
Setyaningsih 09470112 (27)
Sri
Hartati 09470114 (28)
Nur
Fitriana 09470116 (29)
Listiananingsih 09470117 (30)
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan mental
dalam psikologi islam disebut dengan psikologi
syaksiah. Hal ini karena ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh manusia secara
keseluruhan yang membedakannya dari orang lain. Ciri-ciri tersebut nampak dalam
pola tingkah laku, keinginan, dan cara memuaskannya.
Dalam kesehatan mental terjadi adanya pemuasan
kebutuhan-kebutuhan yang dapat menggerakkan aktivitas seseorang. Hal ini
terdapat kemauan wujud yang merupakan pendorong utama, pengatur dan memberi
arah tingkah laku manusia, mewujudkan sifat-sifat yang membedakannya dari
makhluk-makhluk lain. Sehingga muncul kebebasan manusia yang memang sangat
penting, apabila kebebasan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat perwujudan
kemauan wujud dalam hidup manusia itulah yang menyebabkan penyakit mental.
Selanjutnya, dalam
psikologi Islam
terdapat teori-teori yang membedakan antara psikologi yang dipengaruhi oleh
social dan tingkah laku.
Dari kedua pandangan ini muncul berbagai macam perbedaan pendapat dari para
tokoh-tokoh tertentu.
Sejak seperempat abad yang lalu di
lingkungan kesehatan mental terjadi gerakan baru yaitu dikembangkannya metode
dan teknik-teknik yang bercorak spiritual, mistikal, dan agamis yang dianggap
memberikan kontribusi bagi kesehatan mental. Salah satu pandangan mengenai
hubungan antara agama dengan kesehatan mental adalah dari Viktor Frankl,
pendiri Logoterapi. Dalam bukunya The
Doctor and the Soul menunjukkan tiga bidang kegiatan yang secara potensial
mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidupnya,
yakni nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan, dan nilai-nilai bersikap.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud kesehatan
mental dalam psikologi Islam
?
2.
Penyakit-penyakit apa sajakah
yang terdapat dalam psikologi Islam
sehingga dapat merusak kesehatan mental ?
PEMBAHASAN
A. Definisi Kesehatan
Mental
Menurut WHO kesehatan, merupakan keadaan yang
sempurna, baik fisik, mental maupun social, yang tidak hanya terbebas dari
penyakit atau cacat.[1]
Kata sehat yang dikemukakan oleh WHO merupakan hal yang ideal baik dilihat dari
sisi biologis, psikologis, maupun social. Dengan kata lain, sehat disini bukan berarti
bahwa kita terbebas dari penyakit, tetapi lebih dari itu.
Makna kesehatan, selain ada secara fisik juga ada secara
psikologis. Kesehatan secara fisiologis berhubungan dengan kesehatan mental,
dan keduanya tidak saling menentukan. ????
Secara
umum kesehatan mental merupakan keadaan psikologisnya. Sedangkan kesehatan
yang wajar adalah keadaan terpadu dari berbagai tenaga seseorang yang
meyebabkan ia menggunakan dan mengeksploitasikannya sebaik-baiknya, yang
selanjutnya menyebabkan ia mewujudkan dirinya atau mewujudkan kemanusiaannya.[2]
Dalam psikologi islam, kesehatan
mental memiliki perbedaan pendapat di kalangan para tokoh psikologi itu
sendiri. Boehm (1955) mendefinisikan bahwa kesehatan mental adalah keadaan yang
paras dinamisme seseorang dari segi social yang membawa kepada kepuasan
kebutuhan-kebutuhan.[3]
Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang yang mampu dan hidup
berinteraksi dengan orang lain yang sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
berespon dinamis terhadap seseorang, dimana pun ia berada, dan bagaimana respon
tersebut dapat memuaskan kebutuhannya. Maka dengan kebutuhan yang terpenuhi
seseorang tersebut merasa senang dan tidak menimbulkan kemarahan.
Kilander
(1965) mendefinisikan bahwa kesehatan mental merupakan sesuatu yang dapat
diukur dan dengan mengetahui sejauh mana ia dapat memberi pengaruh pada
lingkungnnya, kesanggupan menyesuaikan diri dengan kehidupan yang akan membawa
kepada pemuasan pribadi, kemampuan dan kebahagian yang wajar bagi seseorang.[4]
Zakinah Daradjat secara lengkap
mendefinisikan kesehatan mental dengan terwujudnya keserasian yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri
antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan
dan ketakwaan[5] serta bertujuan untuk
mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.
Definisi ini memasukkan unsur agama
yang sangat penting dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan
dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan
baik dengan sesama manusia.[6]
1.
Tujuan
Mempelajari Kesehatan Mental
a.
Memahami makna
kesehatan mental dan factor-faktor penyebabnya.
b.
Memahani pendekatan
yang digunakan dalam menangani kesehatan mental.
c.
Memiliki kemampuan
dasar dalam
usaha peningkatan
dan pecegahan kesehatan mental masyarakat.
d.
Meningkatkan kesehatan
mental masyarakat dan mengurangi
timbulnya gangguan kesehatam mental masyarakat.
e.
Memiliki sikap proaktif
yang mampu memanfaatkan berbagai sumber daya dalam upaya penanganan kesehatan
mental masyarakat.[7]
2.
Norma-Norma
Dalam Kesehatan Mental
a.
Metode statistik
Metode ini digunakan pada saat melakukan
percakapan tentang orang-orang normal dari segi sifat-sifat jasmaniah yang
tersebar di kalangan manusia secara normal dan dapat kita ukur dengan tepat dan
secara langsung.
b.
Norma-norma sosial
Digunakan sebagai alat untuk menentukan
tingkah laku normal. Ullman dan Krosner (1969), mendefinisikan kesehatan mental
yang wajar mengandung pola-pola tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakat.
Dengan kata lain, norma social yang digunakan sebagai alat ukur untuk membedakan
antara tingkah laku normal dan tidak normal.
c.
Tingkah laku pengakuran
Coleman (1972) beranggapan bahwa
keseimbangan social adalah masalah yang mesti bagi kelanjutan kumpulan, tetapi
criteria yang baik untuk menentukan tingkah laku normal bukan
terletak pada penerimaan atau penolakan masyarakat terhadap tingkah laku tersebut. Tetapi
terletak pada kesanggupan tingkah laku
ini menghubungkan dan menwujudkan potensi-potensi seseorang dan kumpulan.[8]
3.
Konsep-Konsep
Dasar Dalam Kesehatan Mental
a.
Motivasi
Motivasi adalah keadaan
psikologis yang merangsang dan memberi
arah terhadap aktivitas manusia. Dalam ahli psikologis, motivasi dibagi atas
dua bagian:
1)
Motivasi
primer/biologis : motivasi-motivasi yang timbul dari kekurangan atau kelebihan
pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organic manusia.
2)
Motivasi
sekunder/psikologis : motivasi-motivasi yang tidak jelas ada kaitannya dengan
organic. Misalnya, persaingan, keberhasilan, kerjasama, dll.[9]
b.
Pertarungan psikologis
Terdedahnya
seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada
berbagai jurusan dimana ia tidak sanggup memilih jurusan tertentu. Dalam
keadaan ini terkadang seseorang merasa jengkel atau risau sebab tidak sanggup
membuat pilihan.[10]
c.
Kekecewaan
Kekecewaan merupakan
keadaan emosi dan motivasi yang dirasakan oleh seseorang jika ia menghadapi
rintangan yang menghalanginya untuk memuaskan motivasi-motivasinya. Dalam
psikologi terdapat jenis-jenis kekecewaan yang sering dialami oleh setiap
manusia, yaitu:
1)
Kekecewaan dari dalam:
sumber kekecewaan yang bersumber dari faktor-faktor yang berkaitan dengan orang
itu sendiri lebih daripada kaitannya dengan suasana-suasana yang mengelilingi
seseorang.
2)
Kekecewaan dari luar:
sumber kekecewaan yang disebabkan oleh suasana-suasana yang lebih berkaitan
dengan lingkungannya sendiri.[11]
4.
Prinsip
dalam kesehatan mental
Menurut
Schneiders (1964), kesehatan mental harus didasarkan atas tiga prinsip:
a.
Prinsip yang didasarkan
atas sifat manusia,
b.
Prinsip yang didasarkan
atas hubungan manusia dengan lingkungnnya, dan
5.
Metode
Perolehan Dan Pemeliharaan Kesehatan Mental
a.
Metode Imaniah
Iman secara harfiah diartikan dengan
rasa aman (al-aman) dan kepercayaan (al-amanah). Orang yang beriman berarti
jiwanya merasa tenang dan sikapnya penuh keyakinan dalam menghadapi problem
hidup.
b.
Metode Islamiah
Islam secara etimologi memiliki tiga makna,
yaitu penyerahan dan ketundukan (al-silm), perdamaian dan keamanan (al-salm),
dan keselamatan (al-salamah). Realisasi metode Islam dapat membentuk
kepribadian muslim (syakhshiyah al-muslim) yang mendorong seseorang
untuk hidup bersih, suci dan dapat menyesuaikan diri dalam setiap kondisi.
Kondisi seperti itu merupakan syarat mutlak bagi terciptanya kesehatan mental.
c.
Metode Ihsaniah
Ihsan secara bahasa berarti baik. Orang
yang baik (muhsin) adalah orang yang mengetahui akan hal-hal baik, mengaplikasikan
dengan prosedur yang baik, dan dilakukan dengan niatan baik pula.[13]
6.
Sifat-Sifat
Alamiah Manusia dalam Islam
Dalam psikologi Islam, yang termasuk dalam
sifat-sifat almiah manusia diantaranya:
a.
Manusia dan penciptaan
alam jagat termasuk jin dan manusia. Hal ini berkenaan dengan Qs. Adz
Dzaariyaat ayat 56 dan Qs. Al an'aam
ayat 103.
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbr߉ç7÷èu‹Ï9 ÇÎÏÈ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”( Qs. Adz
Dzaariyaat: 56)
žw çmà2Í‘ô‰è? ã»|Áö/F{$# uqèdur à8Í‘ô‰ãƒ t»|Áö/F{$# ( uqèdur ß#‹Ïܯ=9$# çŽÎ6sƒø:$# ÇÊÉÌÈ
Artinya: Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat
segala yang kelihatan; dan dialah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui. .(
Qs. Al an'aam
:103)
b.
Sifat-sifat Tuhan yang
termasuk dalam al-asma al-husna.
c.
Hal-hal yang berkenaan
dengan amanah dan khalifah di atas bumi.
d.
Perjanjian antara
manusia dengan Tuhan.[14]
7.
Prinsip
Islam untuk pengembangan Pribadi dan Kesehatan Mental
Dalam Islam pengembangan kesehatan
mental terintegrasi dalam pengembangan pribadi pada umumnya, dalam artian
kondisi kejiwaan yang sehat merupakan hasil sampingan dari kondisi pribadi yang
matang secara emosional, intelektual ,dan social serta matang keimanan dan
ketakwaanya kepada Tuhan. Islam mengajukan tiga ragam upaya peningkatan diri,
diantaranya:
a.
Hidup secara islami
b.
Melakukan latihan
intensif yang bercorak psikoedukatif
c.
Pelatihan disiplin diri
yang lebih berorientasi spiritual-religius[15]
B. Penyakit-Penyakit
Mental Dalam Psikologi Islam
1.
Riya`
Merupakan suatu
sifat penjelmaan dari pelupa yang menjadi sumber dari segala penyakit mental.
Orang yang riya` tidak memliki keindahan dalam dirinya. Dalam al-Qur`an
menyebutkan
¨bÎ)
tûüÉ)Ïÿ»uZßJø9$#
tbqããω»sƒä†
©!$#
uqèdur
öNßgããω»yz
#sŒÎ)ur
(#þqãB$s%
’n<Î)
Ío4qn=¢Á9$#
(#qãB$s%
4’n<$|¡ä.
tbrâä!#tãƒ
}¨$¨Z9$#
Ÿwur
šcrãä.õ‹tƒ
©!$#
žwÎ)
WxŠÎ=s%
ÇÊÍËÈ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (Qs. An-Nisa : 142)
2.
Hasad dan dengki
Merupakan suatu
sikap mental yang melahirkan rasa sakit hati apabila orang lain mendapatkan
kesenangan dan ingin agar kesenangan itu hilang daripada orang itu. Dalam
al-Qur`an menyebutkan
ôQr&
tbr߉ݡøts†
}¨$¨Z9$#
4’n?tã
!$tB
ÞOßg9s?#uä
ª!$#
`ÏB
¾Ï&Î#ôÒsù
(
ô‰s)sù
!$oY÷s?#uä
tA#uä
tLìÏdºtö/Î)
|=»tGÅ3ø9$#
spyJõ3Ïtø:$#ur
Mßg»oY÷s?#uäur
%¸3ù=•B
$VJŠÏàtã
ÇÎÍÈ
Artinya: Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang
Allah Telah berikan kepadanya? Sesungguhnya kami Telah memberikan Kitab dan
hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami Telah memberikan kepadanya kerajaan
yang besar. (Qs. An-Nisa : 54)
3.
Rakus
Merupakan suatu
keinginan yang berlebihan dalam hal makanan.
4.
Waswas
Pemikir-pemikir islam
memandang bahwa penyakit waswas merupakan sebagai akibat dari bisikan hati yang
berasal dari syetan yang masuk dalam dada seseorang sehingga membuat ia waswas.
Penyakit ini akan hilang apabila orang tersebut ingat akan Allah maka syetan itu
akan lari keluar dari hatinya[16]
Ganguan
kesehatan mental yang lain
diantaranya:
1. Perasaan:
misalnya cemas, takut, iri-dengki, sedih
tak beralasan, marah oleh hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, tertekan
( frustasi ), pesimis, putus asa, apatis, sombong dan sebagainya.
2. Pikiran:
kemampuan berpikir berkurang, sukar memusatkaan perhatian, mudah lupa, tidak
dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat.
3. Kelakuan:
nakal, marah, pendusta, bakhil,
menyakiti orang lain, melaknat orang lain, cinta harta dan cinta dunia.
4. Kesehatan
tubuh: penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh gangguan pada jasmani.[17]
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesehatan mental menurut Islam adalah
bagaimana menumbuh-kembangkan sifat-sifat terpuji dan sekaligus menghilangkan
sifat-sifat tercela pada diri pribadi seseorang.
Zakinah Daradjat secara lengkap mendefinisikan
kesehatan mental dengan terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan
dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk
mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.
Definisi
ini memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus diupayakan
penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip
kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.
Metode Perolehan Dan Pemeliharaan Kesehatan Mental
melalui metode imaniah, islamiah dan ihsaniah. Prinsip Islam untuk pengembangan
Pribadi dan Kesehatan Mental yaitu, Hidup secara islami, Melakukan latihan
intensif yang bercorak psikoedukatif
dan Pelatihan disiplin diri yang lebih berorientasi spiritual-religius. Ganguan kesehatan mental meliputi, dari
perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakinah, Islam dan Kesehatan Mental (Jakarta: Gunung Agung,1982).
Djumhana, Hanna Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islami
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).
Langgulung, Hasan, Teori-Teori Kesehatan Mental (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992).
Latipun dan Moeljono, Kesehatan Mental Konsep dan
Penerapan (Malang: UMM Perss, 2011).
Najah, Kamalia, Kesehatan Mental Dalam
Perspektif Psikologi Islam, diakses http://arrisalah.org/main/content/view/49/28/.
Pada tanggal 23 februari 2012, pukul 09.42.
[2] Hasan Langgulung, Teori-Teori
Kesehatan Mental (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), hal. 214.
[3] Hasan
Langgulung, Teori…….hal. 299.
[5]
Kamalia Najah , Kesehatan Mental dalam
Perspektif Psikologi Islam, diakses http://arrisalah.org/main/content/view/49/28/.
Pada tanggal 23 februari 2012, pukul 09.42.
[6] Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islami
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997),
hal. 131.
[8] Hasan
Langgulung, Teori ....hal. 38-48.
[9] Ibid. ,
hal. 52-54.
[10] Hasan
Langgulung, Teori …hal. 57-59.
[11] Ibid., hal 59 - 60.
[12] Moeljono dan Latipun,
Kesehatan… hal. 37-39.
[13] Kamalia Najah , Kesehatan Mental Dalam Perspektif Psikologi Islam, diakses http://arrisalah.org/main/content/view/49/28/.
Pada tanggal 23 februari 2012, pukul 09.42.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar