Senin, 08 Desember 2014

KESEHATAN MENTAL DALAM PSIKOLOGI ISLAM

KESEHATAN MENTAL DALAM PSIKOLOGI ISLAM
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Islam
Dosen Pengampu: Dra. Nadlifah, M.Pd



Disusun oleh:
Tri Pariyatun                  09470111        (26)
Nur Setyaningsih           09470112        (27)
Sri Hartati                      09470114        (28)
Nur Fitriana                    09470116        (29)
Listiananingsih               09470117        (30)



JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kesehatan mental dalam psikologi islam disebut dengan psikologi syaksiah. Hal ini karena ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh manusia secara keseluruhan yang membedakannya dari orang lain. Ciri-ciri tersebut nampak dalam pola tingkah laku, keinginan, dan cara memuaskannya.
Dalam kesehatan mental terjadi adanya pemuasan kebutuhan-kebutuhan yang dapat menggerakkan aktivitas seseorang. Hal ini terdapat kemauan wujud yang merupakan pendorong utama, pengatur dan memberi arah tingkah laku manusia, mewujudkan sifat-sifat yang membedakannya dari makhluk-makhluk lain. Sehingga muncul kebebasan manusia yang memang sangat penting, apabila kebebasan ini tidak terpenuhi maka akan menghambat perwujudan kemauan wujud dalam hidup manusia itulah yang menyebabkan penyakit mental.
Selanjutnya, dalam psikologi Islam terdapat teori-teori yang membedakan antara psikologi yang dipengaruhi oleh social dan tingkah laku. Dari kedua pandangan ini muncul berbagai macam perbedaan pendapat dari para tokoh-tokoh tertentu.
Sejak seperempat abad yang lalu di lingkungan kesehatan mental terjadi gerakan baru yaitu dikembangkannya metode dan teknik-teknik yang bercorak spiritual, mistikal, dan agamis yang dianggap memberikan kontribusi bagi kesehatan mental. Salah satu pandangan mengenai hubungan antara agama dengan kesehatan mental adalah dari Viktor Frankl, pendiri Logoterapi. Dalam bukunya The Doctor and the Soul menunjukkan tiga bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidupnya, yakni nilai-nilai kreatif, nilai-nilai penghayatan, dan nilai-nilai bersikap.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud kesehatan mental dalam psikologi Islam ?
2.      Penyakit-penyakit apa sajakah yang terdapat dalam psikologi Islam sehingga dapat merusak kesehatan mental ?


















PEMBAHASAN
A.    Definisi Kesehatan Mental
Menurut WHO kesehatan, merupakan keadaan yang sempurna, baik fisik, mental maupun social, yang tidak hanya terbebas dari penyakit atau cacat.[1] Kata sehat yang dikemukakan oleh WHO merupakan hal yang ideal baik dilihat dari sisi biologis, psikologis, maupun social. Dengan kata lain, sehat disini bukan berarti bahwa kita terbebas dari penyakit, tetapi lebih dari itu.
Makna kesehatan, selain ada secara fisik juga ada secara psikologis. Kesehatan secara fisiologis berhubungan dengan kesehatan mental, dan keduanya tidak saling menentukan.  ????
Secara umum kesehatan mental merupakan keadaan psikologisnya. Sedangkan kesehatan yang wajar adalah keadaan terpadu dari berbagai tenaga seseorang yang meyebabkan ia menggunakan dan mengeksploitasikannya sebaik-baiknya, yang selanjutnya menyebabkan ia mewujudkan dirinya atau mewujudkan kemanusiaannya.[2]
Dalam psikologi islam, kesehatan mental memiliki perbedaan pendapat di kalangan para tokoh psikologi itu sendiri. Boehm (1955) mendefinisikan bahwa kesehatan mental adalah keadaan yang paras dinamisme seseorang dari segi social yang membawa kepada kepuasan kebutuhan-kebutuhan.[3] Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa seseorang yang mampu dan hidup berinteraksi dengan orang lain yang sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan berespon dinamis terhadap seseorang, dimana pun ia berada, dan bagaimana respon tersebut dapat memuaskan kebutuhannya. Maka dengan kebutuhan yang terpenuhi seseorang tersebut merasa senang dan tidak menimbulkan kemarahan.
Kilander (1965) mendefinisikan bahwa kesehatan mental merupakan sesuatu yang dapat diukur dan dengan mengetahui sejauh mana ia dapat memberi pengaruh pada lingkungnnya, kesanggupan menyesuaikan diri dengan kehidupan yang akan membawa kepada pemuasan pribadi, kemampuan dan kebahagian yang wajar bagi seseorang.[4]
Zakinah Daradjat secara lengkap mendefinisikan kesehatan mental dengan terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan[5] serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.
Definisi ini memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.[6]
1.             Tujuan Mempelajari Kesehatan  Mental
a.    Memahami makna kesehatan mental dan factor-faktor penyebabnya.
b.    Memahani pendekatan yang digunakan dalam menangani kesehatan mental.
c.    Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pecegahan kesehatan mental masyarakat.
d.   Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan kesehatam mental masyarakat.
e.    Memiliki sikap proaktif yang mampu memanfaatkan berbagai sumber daya dalam upaya penanganan kesehatan mental masyarakat.[7]
2.             Norma-Norma Dalam Kesehatan Mental
a.    Metode statistik
Metode ini digunakan pada saat melakukan percakapan tentang orang-orang normal dari segi sifat-sifat jasmaniah yang tersebar di kalangan manusia secara normal dan dapat kita ukur dengan tepat dan secara langsung.
b.    Norma-norma sosial
Digunakan sebagai alat untuk menentukan tingkah laku normal. Ullman dan Krosner (1969), mendefinisikan kesehatan mental yang wajar mengandung pola-pola tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakat. Dengan kata lain, norma social yang digunakan sebagai alat ukur untuk membedakan antara tingkah laku normal dan tidak normal.
c.     Tingkah laku pengakuran
Coleman (1972) beranggapan bahwa keseimbangan social adalah masalah yang mesti bagi kelanjutan kumpulan, tetapi criteria yang baik untuk menentukan tingkah laku normal bukan terletak pada penerimaan atau penolakan masyarakat terhadap tingkah laku tersebut. Tetapi terletak pada kesanggupan tingkah laku ini menghubungkan dan menwujudkan potensi-potensi seseorang dan kumpulan.[8]
3.             Konsep-Konsep Dasar Dalam Kesehatan Mental
a.    Motivasi
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dalam ahli psikologis, motivasi dibagi atas dua bagian:
1)      Motivasi primer/biologis : motivasi-motivasi yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organic manusia.
2)      Motivasi sekunder/psikologis : motivasi-motivasi yang tidak jelas ada kaitannya dengan organic. Misalnya, persaingan, keberhasilan, kerjasama, dll.[9]
b.      Pertarungan psikologis
Terdedahnya seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai jurusan dimana ia tidak sanggup memilih jurusan tertentu. Dalam keadaan ini terkadang seseorang merasa jengkel atau risau sebab tidak sanggup membuat pilihan.[10]
c.       Kekecewaan
Kekecewaan merupakan keadaan emosi dan motivasi yang dirasakan oleh seseorang jika ia menghadapi rintangan yang menghalanginya untuk memuaskan motivasi-motivasinya. Dalam psikologi terdapat jenis-jenis kekecewaan yang sering dialami oleh setiap manusia, yaitu:
1)      Kekecewaan dari dalam: sumber kekecewaan yang bersumber dari faktor-faktor yang berkaitan dengan orang itu sendiri lebih daripada kaitannya dengan suasana-suasana yang mengelilingi seseorang.
2)      Kekecewaan dari luar: sumber kekecewaan yang disebabkan oleh suasana-suasana yang lebih berkaitan dengan lingkungannya sendiri.[11]
4.      Prinsip dalam kesehatan mental
Menurut Schneiders (1964), kesehatan mental harus didasarkan atas tiga prinsip:
a.       Prinsip yang didasarkan atas sifat manusia,
b.      Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dengan lingkungnnya, dan
c.       Prinsip yang didasarkan atas hubungan manusia dengan Tuhan.[12]
5.      Metode Perolehan Dan Pemeliharaan Kesehatan Mental
a.       Metode Imaniah
Iman secara harfiah diartikan dengan rasa aman (al-aman) dan kepercayaan (al-amanah). Orang yang beriman berarti jiwanya merasa tenang dan sikapnya penuh keyakinan dalam menghadapi problem hidup.
b.      Metode Islamiah
Islam secara etimologi memiliki tiga makna, yaitu penyerahan dan ketundukan (al-silm), perdamaian dan keamanan (al-salm), dan keselamatan (al-salamah). Realisasi metode Islam dapat membentuk kepribadian muslim (syakhshiyah al-muslim) yang mendorong seseorang untuk hidup bersih, suci dan dapat menyesuaikan diri dalam setiap kondisi. Kondisi seperti itu merupakan syarat mutlak bagi terciptanya kesehatan mental.
c.       Metode Ihsaniah
Ihsan secara bahasa berarti baik. Orang yang baik (muhsin) adalah orang yang mengetahui akan hal-hal baik, mengaplikasikan dengan prosedur yang baik, dan dilakukan dengan niatan baik pula.[13]
6.      Sifat-Sifat Alamiah Manusia dalam Islam
Dalam psikologi Islam, yang termasuk dalam sifat-sifat almiah manusia diantaranya:
a.       Manusia dan penciptaan alam jagat termasuk jin dan manusia. Hal ini berkenaan dengan Qs. Adz Dzaariyaat ayat 56 dan Qs. Al an'aam ayat 103.
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”( Qs. Adz Dzaariyaat: 56)
žw çmà2Íôè? ㍻|Áö/F{$# uqèdur à8Íôムt»|Áö/F{$# ( uqèdur ß#Ïܯ=9$# 玍Î6sƒø:$# ÇÊÉÌÈ
Artinya: Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan dialah yang Maha halus lagi Maha Mengetahui. .( Qs. Al an'aam :103)
b.      Sifat-sifat Tuhan yang termasuk dalam al-asma al-husna.
c.       Hal-hal yang berkenaan dengan amanah dan khalifah di atas bumi.
d.      Perjanjian antara manusia dengan Tuhan.[14]

7.        Prinsip Islam untuk pengembangan Pribadi dan Kesehatan Mental

        Dalam Islam pengembangan kesehatan mental terintegrasi dalam pengembangan pribadi pada umumnya, dalam artian kondisi kejiwaan yang sehat merupakan hasil sampingan dari kondisi pribadi yang matang secara emosional, intelektual ,dan social serta matang keimanan dan ketakwaanya kepada Tuhan. Islam mengajukan tiga ragam upaya peningkatan diri, diantaranya:
a.         Hidup secara islami
b.        Melakukan latihan intensif yang bercorak psikoedukatif
c.         Pelatihan disiplin diri yang lebih berorientasi spiritual-religius[15]


B.     Penyakit-Penyakit Mental Dalam Psikologi Islam
1.      Riya`
Merupakan suatu sifat penjelmaan dari pelupa yang menjadi sumber dari segala penyakit mental. Orang yang riya` tidak memliki keindahan dalam dirinya. Dalam al-Qur`an menyebutkan
¨bÎ) tûüÉ)Ïÿ»uZßJø9$# tbqããÏ»sƒä ©!$# uqèdur öNßgããÏ»yz #sŒÎ)ur (#þqãB$s% n<Î) Ío4qn=¢Á9$# (#qãB$s% 4n<$|¡ä. tbrâä!#tãƒ }¨$¨Z9$# Ÿwur šcrãä.õtƒ ©!$# žwÎ) WxŠÎ=s% ÇÊÍËÈ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (Qs. An-Nisa : 142)
2.      Hasad dan dengki
Merupakan suatu sikap mental yang melahirkan rasa sakit hati apabila orang lain mendapatkan kesenangan dan ingin agar kesenangan itu hilang daripada orang itu. Dalam al-Qur`an menyebutkan
ôQr& tbrßÝ¡øts }¨$¨Z9$# 4n?tã !$tB ÞOßg9s?#uä ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù ( ôs)sù !$oY÷s?#uä tA#uä tLìÏdºtö/Î) |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur Mßg»oY÷s?#uäur %¸3ù=B $VJŠÏàtã ÇÎÍÈ
Artinya: Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah Telah berikan kepadanya? Sesungguhnya kami Telah memberikan Kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami Telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (Qs. An-Nisa : 54)
3.      Rakus
Merupakan suatu keinginan yang berlebihan dalam hal makanan.
4.      Waswas
Pemikir-pemikir islam memandang bahwa penyakit waswas merupakan sebagai akibat dari bisikan hati yang berasal dari syetan yang masuk dalam dada seseorang sehingga membuat ia waswas. Penyakit ini akan hilang apabila orang tersebut ingat akan Allah maka syetan itu akan lari keluar dari hatinya[16]
Ganguan kesehatan mental yang lain diantaranya:
1.    Perasaan: misalnya  cemas, takut, iri-dengki, sedih tak beralasan, marah oleh hal-hal remeh, bimbang, merasa diri rendah, tertekan ( frustasi ), pesimis, putus asa, apatis, sombong dan sebagainya.
2.    Pikiran: kemampuan berpikir berkurang, sukar memusatkaan perhatian, mudah lupa, tidak dapat melanjutkan rencana yang telah dibuat.
3.    Kelakuan: nakal, marah,  pendusta, bakhil, menyakiti orang lain, melaknat orang lain, cinta harta dan cinta dunia.
4.    Kesehatan tubuh: penyakit jasmani yang tidak disebabkan oleh gangguan pada jasmani.[17]









PENUTUP
A.    Kesimpulan
          Kesehatan mental menurut Islam adalah bagaimana menumbuh-kembangkan sifat-sifat terpuji dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat tercela pada diri pribadi seseorang.
Zakinah Daradjat secara lengkap mendefinisikan kesehatan mental dengan terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.
Definisi ini memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.
                 Metode Perolehan Dan Pemeliharaan Kesehatan Mental melalui metode imaniah, islamiah dan ihsaniah. Prinsip Islam untuk pengembangan Pribadi dan Kesehatan Mental yaitu, Hidup secara islami, Melakukan latihan intensif yang bercorak psikoedukatif dan Pelatihan disiplin diri yang lebih berorientasi spiritual-religius. Ganguan kesehatan mental meliputi, dari perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan tubuh. 









DAFTAR PUSTAKA

Daradjat, Zakinah, Islam dan Kesehatan Mental (Jakarta: Gunung Agung,1982).
Djumhana, Hanna Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).
Langgulung, Hasan, Teori-Teori Kesehatan Mental (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992).
Latipun dan Moeljono, Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan (Malang: UMM Perss, 2011).
Najah, Kamalia,  Kesehatan Mental Dalam Perspektif Psikologi Islam, diakses http://arrisalah.org/main/content/view/49/28/. Pada tanggal 23 februari 2012, pukul 09.42.





[1] Moeljono dan Latipun, Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan (Malang: UMM Perss, 2011), hal. 4.
[2] Hasan Langgulung,  Teori-Teori Kesehatan Mental (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), hal. 214.
[3] Hasan Langgulung,  Teori…….hal. 299.
[4]   Hasan Langgulung,  Teori…. hal. 300.
[5] Kamalia Najah , Kesehatan Mental dalam Perspektif Psikologi Islam, diakses http://arrisalah.org/main/content/view/49/28/. Pada tanggal 23 februari 2012, pukul 09.42.
[6]  Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hal. 131.
[7]  Moeljono dan Latipun, Kesehatan ….. hal. 16.
[8] Hasan Langgulung,  Teori ....hal. 38-48.
[9]  Ibid. , hal. 52-54.
[10] Hasan Langgulung,  Teori …hal. 57-59.
[11] Ibid.,  hal 59 - 60.
[12] Moeljono dan Latipun, Kesehatan… hal. 37-39.
[13] Kamalia Najah , Kesehatan Mental Dalam Perspektif Psikologi Islam, diakses http://arrisalah.org/main/content/view/49/28/. Pada tanggal 23 februari 2012, pukul 09.42.
[14] Hasan Langgulung,  Teori… hal. 319.
[15] Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi… hal. 152.
[16] Ibid,. hal. 319.
[17]Zakiah Daradjat, Islam dan Kesehatan Mental (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm 9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar